Pasien sering bertanya tentang
keluhan benjolan pada leher. Terkadang benjolan tersebut sangat membuat pasien
khawatir. Apalagi pada zaman sekarang informasi yang beredar begitu luas dan
semua orang bisa mengakses berbagai informasi, sehingga pasien mengetahui apa
dampak yang terjadi jika benjolan tidak diobati.
Kali ini saya mencoba menjabarkan
bagaimana menghadapi keluhan benjolan pada leher.
Ada beberapa penyebab benjolan
pada leher, misalnya infeksi dan tumor. Infeksi dapat berupa abses, selulitis,
limfadenitis (peradangan pada kelenjar getah bening). Tumor dapat berupa tumor
jinak dan tumor ganas (keganasan kelenjar getah bening).
Perlu diketahui ada beberapa
bagian tubuh yang terdapat pada leher. Ada kelenjar getah bening, ada kelenjar
tiroid, pembuluh darah, trakea, dan tulang servikal. Namun, yang paling sering
adalah benjolan yang berasal dari kelenjar getah bening dan yang berasal dari
kelenjar tiroid.
Untuk mengatahui lebih pasti apa
jenis penyebab benjolan tersebut, perlu diketahui, benjolan tersebut berasal
dari bagian tubuh yang mana pada leher. Misalnya untuk membedakan benjolan oleh
karena pembesaran kelenjar tiroid, pasien disuruh menelan sambil benjolan
diraba. Jika benjolan berasal dari kelenjar tiroid, biasanya benjolan tersebut
berasal dari kelenjar tiroid. Sehingga, dipastikan lagi jenisnya apakah berupa
nodul ataupun kista. Jika berupa nodul biasanya padat dan berbatas tegas, dan
jika pada kista, perabaan dapat terasa lunak atau kistik. Kalaupun benjolan
yang berasal dari kelenjar getah bening, maka benjolan tersebut biasanya tidak
ikut gerak menelan.
Pada benjolan yang berasal dari
kelenjar getah bening, dapat disebabkan oleh infeksi atau peradangan saja, namun
dapat juga disebabkan oleh keganasan kelenjar getah bening, misalnya limfoma
maligna. Untuk lebih jelasnya biasanya, pasien dianjurkan oleh dokter untuk
melakukan USG leher dan Aspirasi Jarum Halus (FNA/ Fine Needle Aspiration),
ataupun biopsi.
Pada benjolan yang berasal dari
tiroid, dapat berupa nodul tiroid toksik dan non toksik. Jika nodul berupa
nodul toksik artinya pasien pasien memiliki gejala-gejala klinis
tirotoksikosis, berupa berdebar-debar, sering gemetar atau tremor, penurunan
berat badan walaupun nafsu makannya tidak terganggu atau tinggi, dan jika
diperiksakan hormon tiroidnya didapatkan hasil yang meningkat. Pada Nodul non toksik, biasanya tidak memiliki
gejala, namun harus dipastikan benjolan jiank ataupun ganas. Oleh karena itu, biasanya
dianjurkan untuk melakukan USG Tiroid, pemeriksaan hormon tiroid, dan FNA ataupun
biopsi.
Jika penyebab benjolan tersebut
sudah ditegakkan, maka selanjutnya pasien akan diberikan terapi ataupun
pengobatan yang sesuai dengan penyebab benjolan pada leher tersebut. Untuk
lebih jelasnya, silahkan kunjungi dokter terdekat, untuk memastikan diagnosis
dan pengobatannya.
0 komentar:
Posting Komentar