Advertising

Jumat, 29 September 2017

BENJOLAN PADA LEHER

         Pasien sering bertanya tentang keluhan benjolan pada leher. Terkadang benjolan tersebut sangat membuat pasien khawatir. Apalagi pada zaman sekarang informasi yang beredar begitu luas dan semua orang bisa mengakses berbagai informasi, sehingga pasien mengetahui apa dampak yang terjadi jika benjolan tidak diobati.
       Kali ini saya mencoba menjabarkan bagaimana menghadapi keluhan benjolan pada leher.
Ada beberapa penyebab benjolan pada leher, misalnya infeksi dan tumor. Infeksi dapat berupa abses, selulitis, limfadenitis (peradangan pada kelenjar getah bening). Tumor dapat berupa tumor jinak dan tumor ganas (keganasan kelenjar getah bening).
      Perlu diketahui ada beberapa bagian tubuh yang terdapat pada leher. Ada kelenjar getah bening, ada kelenjar tiroid, pembuluh darah, trakea, dan tulang servikal. Namun, yang paling sering adalah benjolan yang berasal dari kelenjar getah bening dan yang berasal dari kelenjar tiroid.
    Untuk mengatahui lebih pasti apa jenis penyebab benjolan tersebut, perlu diketahui, benjolan tersebut berasal dari bagian tubuh yang mana pada leher. Misalnya untuk membedakan benjolan oleh karena pembesaran kelenjar tiroid, pasien disuruh menelan sambil benjolan diraba. Jika benjolan berasal dari kelenjar tiroid, biasanya benjolan tersebut berasal dari kelenjar tiroid. Sehingga, dipastikan lagi jenisnya apakah berupa nodul ataupun kista. Jika berupa nodul biasanya padat dan berbatas tegas, dan jika pada kista, perabaan dapat terasa lunak atau kistik. Kalaupun benjolan yang berasal dari kelenjar getah bening, maka benjolan tersebut biasanya tidak ikut gerak menelan.
   Pada benjolan yang berasal dari kelenjar getah bening, dapat disebabkan oleh infeksi atau peradangan saja, namun dapat juga disebabkan oleh keganasan kelenjar getah bening, misalnya limfoma maligna. Untuk lebih jelasnya biasanya, pasien dianjurkan oleh dokter untuk melakukan USG leher dan Aspirasi Jarum Halus (FNA/ Fine Needle Aspiration), ataupun biopsi.
      Pada benjolan yang berasal dari tiroid, dapat berupa nodul tiroid toksik dan non toksik. Jika nodul berupa nodul toksik artinya pasien pasien memiliki gejala-gejala klinis tirotoksikosis, berupa berdebar-debar, sering gemetar atau tremor, penurunan berat badan walaupun nafsu makannya tidak terganggu atau tinggi, dan jika diperiksakan hormon tiroidnya didapatkan hasil yang meningkat. Pada Nodul non toksik, biasanya tidak memiliki gejala, namun harus dipastikan benjolan jiank ataupun ganas. Oleh karena itu, biasanya dianjurkan untuk melakukan USG Tiroid, pemeriksaan hormon tiroid, dan FNA ataupun biopsi.
       Jika penyebab benjolan tersebut sudah ditegakkan, maka selanjutnya pasien akan diberikan terapi ataupun pengobatan yang sesuai dengan penyebab benjolan pada leher tersebut. Untuk lebih jelasnya, silahkan kunjungi dokter terdekat, untuk memastikan diagnosis dan pengobatannya.

0 komentar:

Posting Komentar